Tahap Otomatisasi Belajar Motorik



TAHAP BELAJAR MOTORIK

A.   Tahap otomatisasi
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis, artinya, siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan.Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar.
Setelah banyak melakukan latihan, secara bertahap siswa memasuki tahap otomatisasi, yang melibatkan perkembangan gerak otomatis. Artinya pelaksanaan gerak tidak lagi dipikirkan dan dapat terjadi begitu ada rangsang. Beberapa ahli menilai gejala ini dapat terjadi karena adanya program gerak yang sudah terbentuk. Program gerak adalah suatu rangkaian mekanisme yang mengontrol terbentuknya gerak. Program gerak inilah yang mengontrol aksi seseorang ketika bergerak dalam waktu yang relatif lama. Apakah setiap siswa sudah pasti dapat memasuki tahap terakhir ini ? Teori mengatakan tidak selalu. Hal ini bergantung kepada tingkat dan kualitas latihan, serta bagaimana si pelaku melakukannya. Terjadinya tahap ini disebabkan oleh meningkatnya otomatisasi indera dalam menganalisis pola-pola lingkungan. Menurunnya tuntutan perhatian pada cara pelaksanaan gerak, membebaskan siswa untuk menampilkan kegiatan kognitif tingkat tinggi. Keputusan-keputusan tentang strategi permainan, bentuk dan gaya kian ditingkatkan. Keyakinan diri dan kemampuan untuk menilai kesalahan diri lebih terkembangkan.
Perkembangan penampilan memang berjalan lamban, sebab kemampuan siswa sudah sangat tinggi. Akan tetapi proses pembelajaran masih sangat jauh dari selesai. Masih banyak terjadi penambahan-penambahan dalam hal otomatisasi. Usaha fisik dan mental dalam menghasilkan keterampilan akan berkurang.
1.          Ciri-ciri umum
Ciri-ciri umum fase belajar tingkat ketiga dapat digambarkan sebagai berikut:
Kemampuan prestasi seseorang yang berada pada fase belajar tingkat ketiga lebih stabil,dan kestabilan prestasi tersebut dapat dilakukan dengan konstan,walaupun dibawah situasi dan kondisi tempat palaksanaan gerakan yang dipersulit. Peningkatan yang terjadi dalam berbagai aspek antaralain :
a.      Perbaikan dalam mengantisipasi suatu situasi dan kondisi
b.      Perbaikan peran analisator kinentetik,sehingga dapat mengendalikan dan mengatur impuls-impuls tenaga pasa otot-otot yang bekerja sesuai dengan kebutuhan
c.       Perbaikan peran dan fungsi nindra penerima informasi
d.      Perbaikan-perbaikan dalam pengolahaninformasi yang diterima.
Ciri umum berikutnya pada fase belajar tingkat ketiga kestabilan prestasi atau unjuk kerja,individu yang berada pada fase ini mampu melakukan gerakan-gerakan yang sama secara berulang-ulang,sedangkan kualitas gerakan yang ditampilkan pada setiap kali pengulangan cukup konstan.
2.     Ciri-ciri khusus
Terbentuknya kemampuan automatisasi bayangan dan konstruksi bayangan gerakan Irama gerakan
Pada fase belajar tingkat ketiga ini pelaksanan gerakan terlihat semakin mulus dan lancar,sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan cukup efesien dan efektif baik dalam hal pemakaian ruangan,maupun waktu dan tenaga.
a.    Struktur  dasar gerakan
Struktur dasar gerakan adalah fase-fase gerak yang selalu ada dalam setiap pelaksanaan geran.Dalam struktur gerak ada fase awal, fase utama dan fase akhur. Fase awal disebut juga fase persiapan, yaitu persiapan terhadap segala persyaratan yang dibutuhkan untuk pemecahan tugas gerakan utama. Fase utama adalah pencapaian tujuan gerakan. Pada dasarnya fase utama merupan realisasi dari semua fase awal atau fase persiapan. Fase akhir adalah fase dimana dilakukan pengembalian seluruh keseimbangan tubuh setelah pelaksanaan gerakan dalam fase utama. Pengertian struktur dasar gerak daat diartikan sebagai susunan gerakan. Dengan demikian pengertian struktur gerak dapat diterjemahkan sebagai susunan dasar dari suatu gerakan. Sussunan dasar dalam hal in adalah susunan yang selalu ada dalam pelaksanaan suatu gerakan. Susunan gerak yang dimaksud berhubungan dengan fase-fase gerak, yaitu fase awal, utama dan fase akhi.
Fase Awal disebut juga dengan fase persiapan, yaitu:
Persiapan terhadap segala persayratan yang dibutuhkan untuk pemecahan tugas gerakan pada fase utama, Persiapan tersebut meliputi pengoptimalisasian dan pengkoordinasian kekuatan kecepatan dan percepatan
1)   Fase utama adalah fase dimana pelaksanaan pencapaian tujuan gerakan yang sebenarnya. Misalnya dalam lompat jauh “melompat” (dari menolak pada balok tumpuan sampai mendarat) adalah fase utama. Pada hakikatnya fase utama merupaan realisasi dari seluruh persiapan-persiapan yang telah dilaksanakan pada fase awal.
2)   Fase Akhir adalah fase dimana dilakukannya pengembalian seluruh keseimbangan tubuh setelah pelaksanaan fase utama.
b.   Irama gerakan
irama gerak adalah ciri-ciri yang menggambarkan antara pelaksanaan bagian-bagian gerakan dengan dimensi ruang dan waktu yang digunakan pada setiap gerakan. pada fase ini dicirikan irama yamng tersendat-sendat dan kaku sudah tidak terlihat. hal ini dikarenakan efek dari semakin meningkatnya peran dan fungsi alat penerima informasi kinestetik (otot-otot) dan perbaikan kemampuan antisipasi gerakan.

c.    Hubungan gerakan
Hubungan gerak adalah suatu proses transfer implus tenaga dari suatu bagian tubuh yang lain atau proses transfer implus dari suatu alat gerak ke alat gerak lain nya sehingga terjadi hubungan gerak.
Pada face ini dicirikan memiliki hubungan gerak yang cukup baik karena semakin meningkatnya kualitas dan kuantitas pengalaman gerakan yang di miliki oleh individu dan semakin meningkatnya peran dan fungi alat analisator informasi kinestetik

d.   Luas gerakan
Luas gerakan adalah penggunaan  ruangan atau lintasan yang digunakan dalam pelaksanaan suatu gerakan. Pada fase ini semakin meningkatnya efisiensi dan efektivitas penggunaan ruangan dalam pelaksanaan gerakan.
Individu dalampemakaian ruangan pelaksanaan gerak tidak seimbang  apabila ruangan terlalu besar atau terlalu kecil, disebabkan karana kemampuan koordinasinya yang memang masih belum terbentuk,dengan demikian penyebab prinsip efisiensi dan efektifitas yang baik belum dapat direalisasikan yaitu dari segi :
1)   Tenaga,
Daya yang dapat menggerakan sesuatu, tenaga disini harus seimbang dalam artian menyesuaikan dengan luas gerakan tidak berlebihan dan kekurangan menggunakan tenaga agar terciptanya efektifitas luas gerakan yang baik.
2)   Waktu,
Waktu merupakan suatu dimensi di mana terjadi peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan, dan juga ukuran durasi kejadian dan interval. Apabila menggunakan waktu yang kurang tepat atau tidak efesien ini juga berpengaruh pada luas gerakan.
3)   Ruangan yang terpakai belum dapat direalisasikan,
Pengaruh ruangan merupakan salah satu penyebab yang menyangkut keduanya yaitu efisiensi dan efektivitas kerja yang baik, apabila tenaga dan waktu sudah menunjang tetapi ruangan yang belum dapat di realisasikan dengan demikian tidak dapat memaksimalkan luas gerakan tersebut.

e.    Kelancaran gerakan
Kelancaran gerakan adalah ciri-ciri yang menggambarkan kontinuitas, kecepatan/percepatan dari jalannya suatu gerakan. Pada fase ini semakin terlihat gerakannya mulus dan lancar, semakin membaiknya hubungan gerakan yang dimiliki seseorang mengakibatkan semakin meningkatnya kualitas kelancaran gerakan.
Aliran gerakan yang ditampilkan masih belum lancar,yaitu masih tersendat-sendat.kurangnya kecepatan dan percepatan tersebut disebabkan karena pengaruh impuls/tenaga yang diberikan.
Untuk dapat melihat kelancaran gerakan, indikator yang dapat diamati adalah :
1)   Kontinuitas jalannya gerakan Kecepatan atau percepatan gerakan (terlalu cepat atau terlalu lambat).

Penyebab kesalahan gerakan atau tidak lancarnya gerakan adalah :
1)   Kekuatan
2)   kecepatan
3)   daya tahan
4)   kemampuan koordinasi yang masih kurang
5)   ketidak mengertian individu terhadap informasi tentang gerakan yang harus dalaksanakan.

f.     Kecepatan gerak
Kecepatan gerakan Merupakan salah satu koordinasi gerakan yang perlu mendapatkan perhatian karena kecepatan sangat menentukan hasil yang ingin dicapai. Untuk mendapatkan kecepatan gerakkan yang optimal dapat dipengaruhi beberapa aspek seperti :
Kemampuan mengantisipasi gerakkan bentuk latihan yang dapat diterapkan itu proses pembelajaran pada peserta didikyang beada pada fase berbentuk mental – training. Kelancaran gerakan  penyebab terjadinya kesalahan atau tidak lancarnya gerakkan, seperti daya tahan, kekuatan kecepatan) koordinasi yang masih kurang, ketidak lengkapan,  tidak mengerti tentang keindividuan terhadap informasi tentang gerakan yang harus dilaksanakan. Hubungan gerakkan   suatu proses trnsfer implus tenaga dari suatu bagian tubuh yang lain atau proses trnsfer implus dari suatu alat gerak ke gerak yang lain.

g.    ketepatan dan kekonstanan gerakan
Ketepatan gerakan adalah kesesuaian gerakan terhadap tujuan yang ingin dicapai atau kesesuaian perencanaan dengan hasil yang diperoleh dari gerakan. Kekonstanan gerakan adalah ketepatan gerakan yang diraih dalam melakukan bentuk-bentuk gerakan yang sama secara bersama-sama. Pada fase ini dicirikan individu telah mampu memperlihatkan ketepatan dan kekonstanan gerakan yang baik, akan tetapi apabila situasi dan kondisi tempat dipersulit, kemampuan gerakan tidak stabil.
Kaitannya Ketepatan dan  Kekonstanan gerakan dengan tahap otomatisasi?
adalah bagaimana seseorang individu dapat melakukan ketepatan dan kekonstanan gerak dengan cara melatih gerakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang rutin dan lama maka akan tercipta otomatisasi gerakan secara tidak sadar tanpa terpengaruh oleh kegiatan lain yang stimulan. Dan ketika seseorang telah masuk dalam tahap otomatisasi , ia tidak perlu lagi berkonsentrasi penuh ,tinggal melakukannya tanpa beban / nothing to lose.

h.   Bayangan gerakan
1)   Bayangan dan program gerakan
Bayangan gerakan adalah bentuk konstruksi suatu gerakan yang berhasil dibangun oleh seseorang dalam pikirannya berdasarkan informasi yang diterima dan diolahnya. Sedangkan program gerakan merupakan rencana gerakan yang akan dilakukan oleh individu. Pada fase ini individu akan dapat dengan mudah membangun bayangan gerakan dan menyusun rencana gerakan karena individu telah memiliki simpanan-simpanan motorik yang cukup banyak dan bervariasi.

2)   Bayangan dan Konstuksi Bayangan Gerakan
Kecepatan dalam memilikidan mengkonstruksi bentuk-bentuk gerakan baru akibatnya dari perubahan situasi secara tiba-tiba atau kecepatan dalam pengaturan dan pengendalian kembali penyimpangan-penyimpangan gerakan. Perbaikan dalam aspek ini tdak hanya terlihat dari kecepatan mengkonstruksi program gerakan, tetapi juga berhubungan dengan ketepatan dari gerakan-gerakan yang dikonstruksi tersebut.
Dalam hal ini dapat kita amati didalam permainan bola basket. Seorang pemain telah membuat progrmenolakkan untuk melakukan shooting, tetapi dengan tiba-tiba dihalangi oleh pemain lawan, pemain yang akan melakukan shooting tersebut dengan cepat dapat merobah program menjadi gerakan lain, seperti mengoper bola pada salah satu teman. Untuk pelaksanaan suatu gerakan adalah menyertai aspek-aspek yang berhubungan dengan program gerakan.
Misalnya dalam melaksanakan lompat jauh, seseorang akan melaksanakan gerakan
1)   gerakan awalan
2)   gerakan menolak
3)   gerakan melayang
4)   dan gerakan mendarat

i.      Ciri-ciri kemampuan penerimaan dan pengelolaan informasi
Ciri-ciri khusus kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi individu yang berada pada fase belajar tingkat ketiga adalah semakin meningkatnya peran dan fungsi analisator informasi kinestetik(otot). Ciri-ciri lain dari kemampuan penerimaan dan pengolahan informasi fase belajar tingkat ketiga ditandai dengan semakin meningkatnya peran dan fungsi serta kepekaan alat-alat analisator yang lain seperti: mata, kulit, telinga (staticodynamisator), maka individu yang berada fase ini dapat menerima umpan balik secara lebih banyak dan rinci tentang jalannya suatu gerakan baik yang sedang berlansung,maupun yang baru selesai dilaksanakan.

j.      Implikasi dalam proses pembelajaran
Dalam proses pembelajaran di butuhkan latihan yang rutin bertahap dan dalam waktu yang lama agar tercapainya tahap otomatisasi. Sebenarnya tahap akhir ini tidak semua siswa akan mencapainya. Di dalam tahap otomatisasi, penampilan mencapai tingkat kecakapan yang paling tinggi dan telah menjadi otomatisasi . Perhatian siswa selama tahap ini direlokasikan kepada pengambilan keputusan yang strategis. Sebagai tambahan, tugas-tugas ganda dapat dilaksanakan secara serempak. Akhirnya, siswa-siswa di dalam tahap ini bersifat konsisten, merasa yakin/percaya diri, membuat sedikit; kesalahan dan secara umum dapat mendeteksi dan mengoreksi kesalahan yang mereka lakukan.
Contoh: Seorang pemain bola basket yang telah mahir, mampu menembakkan bola secara efektif ke ring meskipun dalam keadaan posisi yang sulit, misalnya karena dia dijaga ketat oleh lawan. Yang menarik bagi kita ialah dalam melaksanakan tugas itu si pelaku tak seberapa banyak menumpahkan perhatiannya kepada tugas yang sedang dikerjakannya. Selama kegiatan ini hanya sedikit perhatian kognitif yang dibutuhkan agar pelaku dapat memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang mempengaruhi strategi dan penampilan. Sebaik apapun program yang di buat kalau dalam proses pelaksanaan guru kurang memahami konsep dan kemampuan siswa maka hasil yang diperoleh tidak akan tercapai. Guru diharapkan menguasai materi bisa melaksanakan tugas mengajar sebaik mungkin dan menerapkannya dalam pembelajaran di lapangan.


Kesimpulan

Jadi, pada tahap otomatisasi siswa atau peserta didik telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa atau peserta didik dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap tugas yang diberikan. Hal tersebut dapat tercapai dengan banyak latihan yang dilakukan secara bertahap, sehingga terjadi otomatisasi pada anak tersebut, yang didukung dengan berhasilnya menempuh tahapan-tahapan otomatisasi, serta dengan latihan yang bersifat kontinuitas atau berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contoh RPP Bola Basket

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (rpp) Sekolah                         : SMA N 1 Prabumulih Mata Pelajaran               : PJOK ...